1. TEORI KLASIK
Absolute advantange / kemanfaatan absolute Adam Smith
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain:
· a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
· b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
· d. Biaya transpor ditiadakan.
Produksi
|
Indonesia
|
Jepang
|
1 unit Keris
|
1
|
0
|
1 unit Satelit Pemancar
|
0
|
10
|
Dari tabel tersebut nampak bahwa Indonesia lebih efisien dalam memproduksi Keris sedangkan Jepang dalam produksi Satelit Pemancar. 1 unit Satelit diperlukan 10 unit tenaga kerja di di Jepang sedang di di Indonesia tidak memproduksi satelit. 1 unit keris di Indonesa memerlukan 1 tenaga kerja sedang di Jepang tidak memproduksi keris. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki absolute advantage pada produksi keris dan Jepang memiliki absolute advantage pada produksi satelit.
Comparative advantange / kemanfaatan relatif John Stuart Mill
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu
produksi
|
Amerika
|
Inggris
|
andum
|
6 Bakul
|
2 Bakul
|
Pakaian
|
10 Yard
|
6 Yard
|
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1.
Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri, yakni:
Untuk gandum harga dalam negeri di:
Ø Amerika adalah 6 bakul = 10 yard, jadi 1 b =1 2/3 y
Ø Inggris adalah 2 bakul = 6 yards, jadi 1 b = 3y
Dengan demikian, untuk gandum, terms of trade nya adalah:
1 2/3 < n < 3/5
Untuk pakaian harga dalam negeri di:
Ø Amerika adalah 10 yard = 6 bakul, jadi 1 y = 3/5 b
Ø Inggris adalah 6 yard = 2 bakul, jadi 1y =1/3b
Untuk pakaian, terms of trade nya adalah:
1/3 < n < 3/5
Pertukaran akan menguntungkan kedua belah pihak apabila nilai tukar untuk
Gandum 1 2/3 < n < 3
Pakaian 1/3 < n< 3/5
Sebagai contoh, dalam pertukaran, nilai tukarnya adalah 1 bakul = 2 yards, maka keuntungan karena perdagangan (gains from trade) untuk tiap :
1 bakul gandum : Amerika adalah 2 y - 1 2/3 y = 1/3 y
Inggris adalah 3 y – 2 y = 1 y
I yards pakaian : Amerika adalah 3/5 b – ½ b = 1/10 b
Inggris adalah ½ b – 1/3 b = 1/6b
Apabila nilai tukar dalam perdagangan itu sama dengan harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya pada satu negara saja.
Dengan demikian, maka teori comparative advantage dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.
Comparative Cost / Biaya relatif David Ricardo
ost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
|
1 Kg gula
|
1 m Kain
|
Indonesia
|
3 hari kerja
|
4 hari kerja
|
China
|
6 hari kerja
|
5 hari kerja
|
Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity.
kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
TEORI MODERN
Faktor Proposal Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah :
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengeksporbarang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Kesamaan harga faktor produksi Samuelson
Teori Perdagangan Menurut Stolper – Samuelson
Teorema ini dibuat oleh Wolfgang Stolper dan Paul Samuelson pada tahun 1941. Teorema Stolper–Samuelson adalah teorema dasar dalam model Heckscher–Ohlin. Model ini mendeskripsikan hubungan antara harga relatif barang dengan perolehan faktor relatif, seperti gaji dan pendapatan modal. Menurut teorema ini, berdasarkan beberapa asumsi ekonomi seperti skala hasil yang konstan, persaingan sempurna, dan kesetaraan jumlah faktor yang digunakan untuk sejumlah produk, peningkatan harga relatif suatu barang akan mengakibatkan peningkatan skala hasil faktor yang digunakan secara intensif untuk produksi barang tersebut, dan kejatuhan untuk skala hasil faktor lain.
Teorema ini menjelaskan bahwa kenaikan dalam harga relatif suatu komoditi (misalnya kenaikan yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif) akan menaikkan tingkat penghasilan bagi faktor-faktor produksi yang digunakan secara intensif dalam produksi komoditi tersebut. Dengan demikian, tingkat hasil riil dari faktor produksi yang relatif langka tersebut akan meningkat begitu tarif diberlakukan. Pemberlakuan tarif impor terhadap salah satu komoditi oleh pemerintah negara pengimpor meningkatkan perbandingan harga di negara tersebut dan dalam waktu berrsamaan juga meningkatkan harga atau tingkat hasil bagi tenaga kerja (yang merupakan faktor produksi langka di negara tersebut) Secara keseluruhan , perekonomian negara pengimpor akan mengalami kerugian akibat pemberlakuan tarif. Hal itu hanya akan menguntungkan pemilik faktor produksi yang relatif langka (dalam hal ini adalah tenaga kerja), dan keuntungan mereka itu diperoleh atas pengorbanan pemilik faktor produksi yang relatif melimpah di negara tersebut. Pemikiran ini senantiasa berlaku untuk negara-negara kecil, dan hampir selalu untuk negara-negar besar dengan beberapa pengecualian.
Contoh Dari Penjelasan Teori Stolper – Samuelson
Contoh relevansi dari teori ini, Indonesia yang memiliki tenaga kerja yang banyak mengekspor barang-barang hasil produksi padat karya. Sementara negara-negara Eropa yang padat modal lebih banyak mengekspor modal mereka.
Anggaplah ada suatu ekonomi yang hanya menghasilkan gandum dan pakaian, dengan buruh dan tanah sebagai satu-satunya faktor produksi. Gandum adalah industri yang menggunakan tanah secara intensif, sementara pakaian menggunakan buruh secara intensif. Asumsikan pula bahwa harga setiap produk sama dengan biaya marginalnya.
Harga baju adalah:
(1) P(C) = ar + bw
dengan P(C) sebagai harga baju, r biaya sewa yang dibayarkan untuk pemilik tanah w gaji, a jumlah tanah yang digunakan, dan b jumlah buruh yang digunakan.
Harga gandum adalah:
(2) P(W) = cr + dw
dengan P(W) sebagai harga gandum r sewa, w gaji, c jumlah tanah yang digunakan, dan djumlah buruh yang digunakan.
Jika harga baju naik, paling tidak salah satu faktornya juga menjadi lebih mahal, karena jumlah relatif buruh dan tanah tidak dipengaruhi oleh harga yang berubah. Dapat diasumsikan bahwa yang menjadi lebih mahal adalah buruh, faktor yang digunakan secara intesif untuk produksi baju.
Ketika gaji naik, sewa harus turun agar persamaan 2 tetap benar. Namun jatuhnya harga sewa juga memengaruhi persamaan 1. Agar persamaannya tetap benar, peningkatan gaji harus lebih dari proporsional terhadap peningkatan harga baju. Maka, peningkatan harga produk akan secara proporsional meningkatkan skala hasil faktor yang digunakan paling intensif, dan kejatuhan skala hasil faktor yang tidak digunakan secara intensif.
Permintaan dan Penawaran ( teori Parsial )
Pengertian Permintaan Permintaan ialah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan kurun waktu tertentu. Contoh: uki hayato berniat untuk membeli suatu barang yang sesuai dengan harga yang diinginkan di suatu pasar. Hal ini berarti Uki Hayato melakukan proses permintaan kepada seorang penjual.
Hukum Permintaan
Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut (cateris paribus).Hukum permintaan diatas dapat diartikan dengan prmintaan konsumen akan suatu barang akan tinggi bila harga yang yang diberikan oleh penjual lebih rendah,dan sebaliknya permintaan konsumen akan suatu barang akan rendah apabila harga yang ditawarkan tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Faktor-FaktorYangMempengaruhiTingkatPermintaan(Demand)
a. Perilaku Konsumen
Contoh: Saat ini permintaan konsumen akan motor Kawasaki ninja sangat tinggi karena dianggap motor tersebut sesuai dengan trend masa kini .Tetapi beberapa tahun yang akan datang mungkin motor Kawasaki ninja dianggap sudah kuno.
b. Ketersediaan dan harga barang jenis pengganti dan pelengkap
Contoh: Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
c. Pendapatan/Penghasilan Konsumen
Contoh:Seseorang yang memiliki gaji/pendapatan lebih tinggi,ia dapat membeli lebih banyak barang sesuai dengan kebutuhannya.begitupun sebaliknya.
d. Perkiraan harga di masa depan
Contoh:Bensin yang diperkirakan harganya akan naik akibat berkurangnya subsidi dari pemerintah,maka permintaan pembeli akan smakin tingg
e. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Contoh:Pada bulan Ramadhan permintaan akan buah kurma akan lebih tinggi dibanding dengan bulan-bulan lainnya.
Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh parapembeli.Kurva permintaan dibuat berdasarkan data riel di masyarakat tentang jumlah permintan dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Perhatikan daftar permintaan Uki akan jeruk yang dibelinya pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel diatas makin dapat dibuat grafik seperti dibawah ini.
Bentuk kurva permintaan diatas memiliki kemiringan(slope) ngatif atau bergerak dari kiri atas ke kanan bawah,yang artinya apabila harga jeruk turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.dan sebaliknya(sesuai dengan hokum permintaan Cateris paribus).
Dalam menganalisis permintaan terdapat dua istilah berbeda yaitu permintaan dan jumlah barang yang tersedia diminta.
Pergeseran Kurva Permintaan
Pada contoh kasus diatas ditunjukkan bahwa berubahnya jumlah jeruk yang diminta Uki akibat dari perubahan harga jeruk itu sendiri.Bagaimana dengan factor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat permintaan.
Dari table diatas maka dapat dibuat grafik sperti dibawah ini.
Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan suatbarang dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
PENAWARAN
Pengertian PenawaranPenawaran adalah sejumlah barang yan dijual atau ditawakan pada suatu harga dan kurun waktu tertentu. Contoh: Seorang penjual di sebuah pasar yang menawarkan barang-barang dagangannya kepada pmbli yang ada di pasar.
Hukum Penawaran“semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan (cateris paribus)”. Hukum diatas dapat diartikan,apabila harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. Jika harga barang atau jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang Dapat disimpulkan bahwa hukum penawaran berbanding lurus dngan harga barang
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran (Suply)
a. Biaya produksi dan teknologi yang digunakanContoh:Produsen akan mempoduksii produKlebih sediki apabila biaya produksi yang dikeluarkan lebih tinggi dan secara otomatis harga jual barang tersebut juga tinggi.
b. Tujuan Perusahaan Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
c. Pajak yang naik akan mempengaruhi jumlah permintaan,karena dengan kenaikan pajak,harga barangpun mnjadi lebih tinggi.
d. Ketersediaan dan Harga Barang pengganti/pelengkap Penjual yang mnjual barang sjenis dengan harga murah,maka pembeli akan bralih ke produk yang levbih murah diantara penjual terseut.
e. PrediksiKetika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri denganmemperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
D. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga barang barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Kurva ini dibuat atas dasar data riel mengenai hubungan tingkat harga barang dan jumlah penawaran barang tersebut yang dinyatakan dalam daftar penawaran (tabel penawaran).
E. Pergeseran kurva Penawaran
Sama halnya pada pegeseran kurva permintaan,kurva penawaran juga mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.perhatikan tabel berikut dibawah ini.
(Jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heru sebelum dan sesudah kenaikan harga)
Dari tabel diatas dapat dibentuk kurva sebagai brikut.
Perhatikan kurva penawaran di atas. Kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penawaran akan jeruk mengalami penurunan. Penurunan kurva penawaran jeruk tersebut sebagai akibat dari meningkatnya harga pupuk. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau lebih faktor-faktor yang dulu dianggap tetap, akan mengubah jumlah penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.
Kurva Kemungkinan Produksi dan Indeference
Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menggambarkan berbagai kemungkinan kombinasi maksimum output yang dapat dihasilkan. Ambil saja contoh suatu negara memproduksi dua jenis barang yaitu barang (X) sebagai barang konsumsi dan (Y) sebagai barang modal. Jumlah total maksimum yang dapat diproduksi sebagai barang modal adalah sebesar 1.000 unit, pilihan kombinasi maksimum yang dapat dipilih akan tampak dalam gambar berikut.
|
Kurva kemungkinan kombinasi maksimum output (PPC).
|
Dari Gambar diatas, sepanjang kurva PPC jumlah produksi maksimum yaitu 1.000 unit dengan asumsi sebagai berikut.
a. Jika suatu negara memilih kombinasi di titik A, artinya ia memilih kombinasi maksimum 1.000 unit yang terdiri atas 300 unit barang Y dan barang X sebanyak 700 unit.
b. Jika ia memilih kombinasi di titik B berarti ia memilih kombinasi maksimum yang terdiri atas barang Y sebesar 100 unit dan barang X sebesar 900 unit (sepanjang garis PPC kombinasinyamaksimum1.000unit).
c. Menggesernya kurva PPC ke kanan (menjauhi sumbu nol) berarti perekonomian mengalami pertumbuhan. Hal ini bisa terjadi apabila pertumbuhan ekonomi diukur dengan jumlah hasil produksi.
Offer Curve
Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.