BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Bagi investor institusional, tujuan akan
dipengaruhi oleh karakteristik kewajiban institusinya. Walaupun
investor menghadapi
risiko
yang
sama
pada
investasi aktiva
keuangan, namun karakteristik kewajiban
yang
dimiliki
suatu
institusi
berbeda
dengan
institusi lainya. Hal ini merupakan faktor utama dalam pemilihan kelompok
aktiva untuk dimasukkan dalam suatu portofolio.
Berbagai jenis risiko yang berhubungan dengan investasi
aktiva
keuangan
serta
pengelompokan umum karakteristik kewajiban. Investor menghadapi satu atau lebih
resiko investasi. Berbagai jenis resiko yang berhubungan dengan investasi
aktiva keuangan serta pengelompokan umum karakteristik kewajiban. Berbekal
pemahaman tentang resiko yang dihadapi dalam investasi aktiva keuangan dan
karakteristik kewajiban yang dihadapi oleh suatu institusi, selanjutnya
akan
dijelaskan
mengenai
prinsip
–
prinsip
yang mendasari pengelolaan aktiva relative
terhadap
kewajiban,
yang
sering
disebut
sebagai
aktiva kewajiban.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Resiko yang Berhubungan dengan Investasi dalam Aktiva Keuangan
Investor menghadapi satu atau lebih resiko pada
saat melakukan investasi pada saat aktivakeuangan. Pada bagian ini akan
dijabarkan resiko-resiko yang ada. Cara pengukuran risiko secara kuantitatif
lihat pada gambar dibawah ini :
Contoh
1.
Risiko harga Nilai aktiva menurun pada saat investor harus menjual
aktiva yang dimiliki
2.
Risiko kelalaian Penerbit aktiva tidak dapat memenuhi kewajiban
3.
Risiko inflasi Tingkat inflasi yang terjadi mengurangi nilai
aktiva
4.
Risiko nilai tukar Nilai tukar yang ada mengurangi nilai aktiva
yang dinyatakan dalam mata uang asing
5.
Risiko rinvestasi Arus kas yang diterima hrus diinvestasikan
kembali pada insrumen yang sama yang menawarkan tingkat pengembalian yang lebih
rendah
6.
Risiko ditarik kembali Penerbit aktiva melaksanakan haknya untuk
melunasi besarnya pinjaman yang diambil.
7.
Risiko likuiditas Aktiva tidak dapat dijual kembali pada harga yang
wajar
2. Resiko Harga
Untuk dapat mencapai tujuan investasi tertentu,
manajer portofolio mungkin harus menjual sekuritas. Secara umum, investor
menghadapi resiko menurunnya nilai sekuritas (atau suatu nilai portofolio)
di
masa
depan.
Resiko
ini
disebut
dengan
resiko
harga.
Pergerakan umum pasar saham secara menyeluruh merupakan faktor
utama yang dapatmenciptakan resiko harga saham.
Untuk obligasi, perubahan suku bunga merupakan
faktor utama yang mempengaruhi resiko harga, karena jika suku bunga meningkat
harga obligasi akan menurun. Untuk dapat mencapai tujuan investasi tertentu,
manajer portofolio mungkin harus menjual sekuritas. Portofolio sekuritas dengan nilai pasar sebesar $10 miliar dan harus
memenuhi kewajiban sebesar $10 juta dua tahun lagi. Institusi keuangan tersebut
menghadapi risiko, yaitu pada saat dua tahun dari sekarang ia harus memenuhi
kewajibannya dan menjualsekuritas yang dimiliki, namun nilai skuritas tersebut
mungkin saja dibawah $10 miliar.
Risiko ini timbul karena tidak adanya kepastian
mengenai nilai pasar sekuritas dimasa depan.Investor menghadapi risiko
menurunya nilai sekuritas (nilai portofolio) dimasa depan.Risiko ini disebut
dengan risiko harga. Pengerakan umum pasar saham secara menyeluruhmerupakan
faktor utama yang dapat menciptakan risiko.
Resiko harga merupakan
resiko utama yang dihadapi seorang
investor.
Cara pengukuran risiko harga pada saham, ukuran umum kepekaan
harga
suatu
aktiva atauporofolio
terhadap perubahan suku bunga. Bagaimanapun untuk dapat memahami masalahaktiva
atau kewajiban yang dibahas maka dirasa perlu memperkenalkan salah satu alat
ukur resiko tersebut yaitu durasi, ukuran umum dari kepekaan harga suatu aktiva
atau portofolio terhadap perubahan suku bunga.
Lebih khusus lagi durasi mengukur perkiraan perubahan persentase
harga aktiva atau nilai pasar potofolio jika suku bunga berubah sebesar 100
titik dasar. Arah perubahan harga berlawanan dengan perubahan suku bunga.
Kenaikan suku bunga sebesar berarti harga akan menurun sekitar
4%.
Seluruh
aktiva
keuangan
memiliki
durasi
karena
seluruh
aktiva
keuangan akan bereaksi terhadap perubahan suku bunga. Contoh, jika durasi saham
adalah 0,5 ini berarti ini perubahan persentasi harga saham akan berkisar 0,5%
jika suku bunga berubah sebesar 100 titik dasar.
3. Risiko Kelalaian atau Risiko Kredit
Risiko Kelalaian (default risk) merupakan risiko
dimana penerbit obligasi mungkin tidak dapat melakukan
pembayaran pokok dan bunga pada saatnya.
Risiko kredit diungkapkan
melalui pemberian peringkat oleh perusahaan
pemberi peringkat komersial seperti Moody’s Investor Service Risiko ini merupakan
akibat
dari
dua jenis risiko yaitu risiko usaha dan risiko keuangan. Risiko usaha merupakan risiko
dimana arus kas penerbit obligasi tidak seimbang karena kondisi ekonomi yang tidak
baik, seperti membayar gaji karyawan yang menunggak. Risiko keuangan merupakan
risiko dimana arus kas penerbit obligasi tidak mencukupi untuk memenuhi
kewajiban keuangannya, seperti pembayaran hutang dan bunga.
4. Risiko Inflasi
Risiko kemampuan beli adalah
risiko
dimana
perubahan dalam pengembalian
yang sesungguhnya setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi adalah negatif.
5. Risiko Nilai Tukar
Risiko perubahan nilai investasi disebabkan
nilai tukar mata uang asing yang disebu tjuga dengan risiko nilai tukar atau
risiko mata uang. Jika yen mengalami apresiasi relatif terhadap USD, maka investor
akan mengalami keuntungan dan menerima USD dalam jumlah yang lebih banyak.
6. Risiko ReInvestasi
Risiko dimana hasil yang diterima dimasa depan
harus diinvestasikan kembali dalam suku bunga yang lebih rendah. Risiko harga
adalah risiko dimana suku bunga akan meningkat sehingga mengurangi nilai
portofolio obligasi. Sebaliknya risiko ReInvestasi adalah risiko dimana suku
bunga akan menurun
yang menyebabkan arus
kas yang diterima
harus diinvestasikan kembali pada suku bunga yang lebih rendah. Strategi
berdasarkan kedua risiko yang bertolak belakang ini disebut imunisasi.
7.
Risiko Ditarik Kembali
Kebanyakan obligasi memiliki ketentuan yang
memungkinkan penerbit obligasi untuk menarik kembali seluruh atau sebagian
obligasi sebelum jatuh tempo. Kombinasi antara ketidakpastian arus
kas dengan risiko
investasi kembali disebabkan
ditariknya obligasis ebelum
jatuh tempo disebut dengan risiko ditarik
kembali. Risiko ini
sudah dianggap sebagai risiko
yang melekat pada manajemen risiko obligasi sehingga para investor tidak mengganggap
risiko ini terlalu penting dibandingkan risiko harga.
;
8.
Risiko Likuiditas
Suatu aktiva keuangan mengacu pada kemudahan
aktiva untuk dijual sesuai dengan nilai atau sedikitnya mendekati nilai aktiva
tersebut. Risiko likuiditas timbul dari adanya kesulitan untuk
menjual aktiva atau
dapat dianggap sebagai
perbedaan antara’ nilai sesungguhnya suatu aktiva
dengan harga yang
disetujui dikurangi komisi.
Likuiditas ditentukan oleh perjanjian yang dituangkan dalam suatu
kontrak. Bagi aktiva keuangan yang diperdagangkan di pasar ukuran utama
likuiditas adalah besarnya selisih hasil (Spread) antara harga penawaran (
harga yang diinginkan) dengan harga yang diminta (harga yang disetujui pembeli)
ditambah komisi semakin besar selisih ini dan komisi, maka semakin besar risiko
likuiditas.
2. Karakteristik Dasar
Kewajiban
Karakteristik
dasar kewajiban investor
institusional akan menentukan
strategi investasi yang akan dijalankan oleh manager keuangan.
Kebanyakan perusahaan investasi tidak
menanggung biaya eksplisit
atas dana yang
akan diperoleh dan
tidak memiliki kewajiban khusus yang
harus dipenuhi.
Pengelompokan Kewajiban
Kewajiban merupakan pengeluaran kas yang harus
dilakukan pada waktu yang telah dipastikan untuk memenuhi perjanjian yang ada.
Investor institusional sangat memperhatikan jumlah dan durasi kewajiban, Karena
aktiva yang dimilikinya harus menghasilkan kas untuk memenuhi kewajiban tepat
waktu. Risiko-risiko kewajiban dipengaruhi faktor-faktor yang sama dengan
risiko aktiva.
Masalah Likuiditas
Karena
ketidakpastian mengenai waktu
dan jumlahnya
kewajiban yang harus dipenuhi, suatu institusi harus
memiliki dana yang memadai untuk memenuhi kewajibannya. Hal yang juga perlu
diperhatikan adalah entitas yang memiliki hak atas pembayaran kewajiban suatu
institusi dapat saja mengubah ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, dan
untuk itu dikenakan sanksi.
Manajemen
Aktiva dan Kewajiban
Pengelompokan kewajiban merupakan pengeluaran kas yang harus
dilakukan pada waktu yang telah dipastikan untuk memenuhi perjanjian yang ada.
Kewajiban dikelompokkan berdasarkan tingkat kepastian besarnya kewajiban dan
durasi.
Surplus Ekonomi
Surplus
ekonomi setiap entitas
merupakan perbedaan antara
nilai pasar seluruh aktivanya dan nilai pasar
kewajibannya, yaitu :Surplus ekonomi = nilai pasar aktiva – nilai pasar
kewajiban Konsep nilai pasar aktiva bukan konsep yang asing lagi, nilai ini
secara sederhana dapat diartikan sebagai nilai sekarang kewajiban dimana kewajiban didiskontokan pada tingkat
bunga yang sesuai. Peningkatan suku
bunga akan menyebabkan penurunan nilai sekarang
atau nilai pasar kewajiban; penurunan suku bunga akan menybabkan
peningkatanatau nilai pasar kawajiban. Oleh karena itu, surplus ekonomi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Surplus ekonomi = nilai pasar aktiva – nilai
sekarang kewajiban
Surplus Akuntansi
Investor institusional
harus mempersiapkan laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan ini harus
sesuai dengan prinsip-prinsip standar akuntansi keuangan. Jadi aktiva dan kewajiban
yang dilaporkan didasarkan pada akuntansi GAAP ( Generally Accepted Accounting Principles ) atau
Prinsip-prinsip Standar Akuntansi Keuangan berlaku umum. GAAP adalah standar umum akuntansi dan perusahaan go public
yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh bisnis
untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi akuntansi
yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan informasi pendukung
tertentu.
Salah satu alasan untuk menggunakan GAAP adalah agar
pembaca laporan keuangan dibeberapa perusahaan memiliki dasar yang memadai
untuk perbandingan, karena semua perusahaan yang menggunakan GAAP telah membuat
laporan keuangan dengan menggunakan aturan yang sama.
yang termasuk susunan GAAP yaitu :
1.
Laporan keuangan
2. Aktiva
3. Kewajiban
4. Pendapatan
5. Beban
6. Penggabungan
usaha
7. Derivatif dan lindung nilai
8. Nilai wajar
9. Mata uang asing
10. Sewa
11. Non moneter
transaksi
12.
Kejadian setelah tanggal neraca